Akhir Desember 2016, saya dan teman-teman ada acara
di Kota Padang. Jujur nih yaa, ini pertama kalinya saya menjejakkan kaki di
tanah Padang huehehe. Saya sendiri jarang berkunjung ke Pulau Sumatra.
Selain Kota Padang, kota di Pulau Sumatra yang pernah saya kunjungi adalah
Medan. Dan itupun di Medan cuma 2 hari aja terus langsung balik ke ibu kota hahaha.
Oke, we’ll back about Padang
Saya di Padang hanya 4 hari, berangkat hari selasa
dan balik hari Jumat siang. Bandara kota Padang bernama Bandar Udara
Internasional Minangkabau (BIM). Sesampainya di BIM, saya cukup takjub karena
bangunan BIM sangat khas dan unik.
Bandara Internasional Minangkabau
Yuuuups benar sekali, bangunan bandara nya
berbentuk Rumah Gadang, bentuk bangunan khas Provinsi Sumatra Barat. Selain
bandar udara, balai kota di Kota Padang juga berbentuk Rumah Gadang, cantik dan
unik sekali.
Perjalanan kami langsung dilanjutkan menuju ke
hotel. Kenapa langsung ke hotel? Karena jarak tempuh bandara minangkabau ke
Kota Padang cukup jauh sekitar 24 km atau ± 1 jam. Jadi kami sampai ke kota Padang sudah mendekati maghrib plus
disambut hujan. Jadi dingin-dingin gimanaaaa gitu.
Selama perjalanan ke hotel, banyak pepohonan dikanan kiri jalan, suasana disekitar masih hijau,
heeem jadi ingat sama kampung halaman (sedih deeeh...).
Kami menginap di Hotel
Grand Inna Muara Hotel. Ternyata letak Hotel Grand Inna ini tepat didepan Musem
Adityawarman, tapi sayang kami tidak masuk ke dalamnya, kami hanya masuk hingga halaman museum saja, itupun saat acara outbound keesokan harinya.
Hotel Grand Inna Padang
Hari Rabu setelah acara selesai, kami ada outbound di halaman
museum Adityawarman. Lumayanlah yaaa bisa sedikit refreshing pikiran. Outbound
ini dipimpin oleh 2 orang instruktur yang akan memberikan sedikit games dan
yang menang akan diberi coklat, aseeek. Games ini dapat meningkatkan kekompakan tim dalam mencapai sebuah tujuan.
Selain games, kami juga diperkenalkan dan diajarkan tarian khas Sumatera Barat namanya adalah Tari Randai.
Pertama kali melihat tari randai, saya cukup terpesona dengan tarian dan gerakannya yang energik. Tari
randai merupakan perpaduan antara seni musik, seni peran, seni tari dan seni
beladiri. Tari ini dimainkan oleh beberapa orang dengan bentuk melingkar. Konon
katanya tari randai merupakan penyampaian cerita rakyat melaui syair yang
dilantukan diiringi dengan gerakan-gerakan. Randai dipimpin oleh satu orang
yang disebut “Tukang Goreh” yang mana selain ikut dalam tarian, tukang goreh
juga memberikan aba-aba dengan teriakan hep tah tih.
Seperti inilah penampakan tari randai |
Setelah kita belajar nge-Randai, acara selanjutnya adalah olahraga bersepeda huhuuy. Kita menggunakan sepeda bonceng 2 dengan dua saddle dan dua pedals. Dan cuuuuzz perjalanan dimulai dari Museum Adityawarman ke Pantai Muara. Walaupun jarak museum dan pantai hanya 2,5 km tetapi terasa capek banget, apa karena saya jarang olahraga yaaa hahaha. Banyak sekali penjaja makanan di pinggir pantai muara, ada penjual pentol, es degan, ikan bakar, jagung durian, heemmm lezaaatttt. Ombak di Pantai Muara cukup besar, jadi kalau teman-teman mau bermain disana harus hati-hati yaaa. Pinggir pantai muara terdapat banyak batu yang berukuran sangat besar, mungkin untuk menghalau ombak supaya tidak tumpah ke jalan hehehe.
Narsis dulu abs bersepeda di pantai muara |
Keesokannya, kami makan malam di salah satu tempat
makan di pinggir pantai muara. Kebanyakan menu makan malam disini adalah ikan,
yaaah maklumlah dekat dengan laut. Tapi jangan salah lho yaa... ikan disini
segar-segar dan enak banget. Harus dicobain nih bagi yang punya rencana maen ke
Padang, recomended bangeets.
Setelah makan malam dengan menu berbagai macam ikan dan hewan laut, acara selanjutnya kita isi dengan shopping oleh-oleh. Di kota Padang sangat terkenal rendang dan krupuk balado pedasnya. Salah satu oleh-oleh khas Padang yang terkenal enak dan dekat dengan hotel kami adalah kripik balado shirley. Kamipun berburu oleh-oleh disana. Setelah puas berburu oleh-oleh, kami pun makan durian. Dulu saya penyuka durian, tetapi semenjak kena maag dan harus menjaga pola makanan terpaksalah saya hanya melihat teman-teman yang lagi menyantap durian dengan nikmatnya heeemmm... (sambil ngebayangin enaknya :D)
Setelah makan malam dengan menu berbagai macam ikan dan hewan laut, acara selanjutnya kita isi dengan shopping oleh-oleh. Di kota Padang sangat terkenal rendang dan krupuk balado pedasnya. Salah satu oleh-oleh khas Padang yang terkenal enak dan dekat dengan hotel kami adalah kripik balado shirley. Kamipun berburu oleh-oleh disana. Setelah puas berburu oleh-oleh, kami pun makan durian. Dulu saya penyuka durian, tetapi semenjak kena maag dan harus menjaga pola makanan terpaksalah saya hanya melihat teman-teman yang lagi menyantap durian dengan nikmatnya heeemmm... (sambil ngebayangin enaknya :D)
Dan tibalah hari Jumat, waktunya kami semua harus
balik ke ibu kota
Terimakasih padang, semoga bisa berkunjung lagi
Yuk para travelling
indonesia, coba deh maen ke kota padang dan nikmati makanan khas dan juga
tariannya hehe. See u